Venetie Van Java, Memiliki Terobosan Gerakan Sayang Pangan (GERANG ASEM)


Semarang; Halo sahabat JP2GI, kemarin kami selesai mengunjungi Kota Semarang! Warga Semarang Mana Suaranya? Hayoo.. Kalo kita ngomongin Semarang, kira – kira apa yang ada di pikiran kalian? Lawang sewu!? Yups.. Ikon Kota Semarang ini lekat di telinga siapapun yang mengenalnya sebagai (pintu seribu) arti dari lawang sewu yang menjadikan bangunan peninggalan jaman Belanda ini menjadi tempat destinasi wisata yang tak pernah terlewatkan di Kota Semarang.  

 

Kota Semarang dijuluki pula sebagai Venetie Van Java yaitu Venesia-nya Pulau Jawa, julukan ini diberikan kolonial Belanda untuk Semarang karena dianggap mirip dengan Venesia, sebuah kota di Italia yang terkenal dengan kanal-kanal air yang indah dan jadi tujuan wisata dunia. Mirip-mirip dengan Venesia di luar negeri, Kota Semarang dengan luas wilayah wilayah 373,78 km ² memiliki daerah – daerah yang dilintasi oleh sungai di tengah kotanya. Begitulah salah satu sebutan selain Kota lumpia untuk Ibukota Provinsi Jawa Tengah tersebut.

 

Tidak hanya terkenal terkait wisatanya saja, tentu Kota Semarang juga terkenal dari segi makanannya yang beraneka ragam seperti, tahu gimbal, wingko babad, lumpia, bandeng presto, dan masih banyak lagi sentra pangan jajanan yang ada di Kota Semarang ini. Tim JP2GI beberapa waktu lalu berkesempatan berkunjung ke Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang. Dengan moto “Melayani sepenuh hati” Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang memiliki Visi menjamin ketersediaan pangan, menjamin akses pangan penduduk, mewujudkan perilaku konsumsi pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) serta menjaga tingkat keamanan pangan di masyarakat.

 

Sebuah inovasi tercipta, dengan keterlibatan masyarakat yaitu membentuk Gerakan masyarakat untuk mencegah terjadinya sampah pangan terkait Food Waste dan Food Loss. Dengan mengusung tagar #habiskanisipiringmu, #stopbuangpangan, dan #yukberbagipangan Pemerintah Kota Semarang gencar lalukan sosialisasi Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang atau biasa disingkat (Gerang Asem). Keseriusan lainnya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang membuat Surat Edaran Walikota sebagai aksi nyata terkait Gerakan Sayang Pangan ini. Harapannya program ini tidak hanya dilakukan dan disosialisasikan di lingkup pemerintahan saja tetapi diteruskan sampai ke kelurahan hingga Ke RT/RW dan berakhir pada keluarga yang tinggal dalam satu atap rumah.

 

Gerakan ini tentunya menjadi pembelajaran baik yang bisa di ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) kan oleh Provinsi, maupun Kabupaten/Kota di wilayah lain untuk mencegah dan mengatasi sampah pangan baik pangan segar maupun pangan olahan. Peran pencegahan Food Loss and Waste yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang ini tidak hanya sekedar disosialisasikan sesaat tetapi digaungkan secara terus menerus melalui media online dan offline seperti (leaflet, banner, spanduk, Videotron) untuk “Habiskan isi piringmu, Stop buang pangan, dan Yuk berbagi pangan”. Selain kampanye tersebut, Lurah hingga RT/RW juga aktif mensosialisasikan Gerakan Sayang Pangan melalui PKK.

 

Selain masuk ke lapisan masyarakat tentunya banyak hal lain yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang dengan bekerjasama ke sekolah, perguruan tinggi, Hotel, Restoran, catering, retail, pasar hingga masjid dan gereja terkait Gerakan Sayang Pangan dengan tujuan supaya masyarakat nantinya memiliki dan menjadikan hal ini sebuah budaya baru, berkaitan dengan upaya mengelola makanan, karena selain berfokus untuk mencegah atau mengurangi sampah pangan, juga dapat mencegah terjadinya krisis pangan. Program ini juga berperan dalam pencegahan inflasi. Sebab, jika pangan banyak terbuang, penyediaan pangan jadi tinggi, sehingga memicu inflasi.