Share on :
JP2GI dan FORIKAN Sumatera Barat: Perkuat Konsumsi Ikan untuk Kurangi Stunting dan Meningkatkan Kesejahteraan
JP2GI dan FORIKAN Sumatera Barat: Perkuat Konsumsi Ikan untuk Kurangi Stunting dan Meningkatkan Kesejahteraan
Rapat Koordinasi (Rakor) Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN) Sumatera Barat, yang berlangsung pada 29-31 Agustus 2024 di Padang, berhasil menyatukan berbagai pihak untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan di daerah tersebut. Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah, perbankan, serta organisasi masyarakat ini bertujuan untuk mencari solusi dalam meningkatkan konsumsi ikan guna menyehatkan masyarakat dan menurunkan angka stunting. Soen’an Hadi Poernomo, Ketua Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) sekaligus Wakil Ketua FORIKAN Nasional, dalam presentasinya menekankan bahwa konsumsi ikan sangat krusial dalam menyehatkan dan mencerdaskan bangsa.
"Ikan bukan hanya sumber protein yang berkualitas tinggi, tetapi juga kaya akan Omega-3 dan vitamin yang penting untuk perkembangan otak anak. Konsumsi ikan dapat menjadi solusi untuk memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan kecerdasan generasi mendatang," ujar Soen’an dalam presentasinya. Sumatera Barat, dengan konsumsi ikan yang masih rendah (43,66 kg per kapita per tahun), berada di peringkat ke-29 dari seluruh provinsi di Indonesia, dan hal ini memerlukan perhatian lebih.
Soen’an juga menyoroti pentingnya memperkuat peran FORIKAN dalam menjalankan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). Organisasi ini memiliki visi untuk menjadikan ikan sebagai menu utama keluarga Indonesia guna menciptakan masyarakat yang sehat dan cerdas. Dalam misinya, FORIKAN mendorong seluruh komponen masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan yang aman, sehat, dan bermutu. "FORIKAN harus menjadi ujung tombak dalam mengedukasi masyarakat dan memperkuat sinergi lintas lembaga untuk mengatasi permasalahan rendahnya konsumsi ikan," tegasnya.
Rakor ini juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi Sumatera Barat, termasuk permasalahan logistik yang menyebabkan aksesibilitas ikan menjadi sulit di beberapa daerah pedalaman. Untuk itu, salah satu strategi yang diusulkan adalah memperbaiki sistem distribusi ikan agar harga tetap terjangkau bagi masyarakat yang tinggal jauh dari sentra perikanan. Selain itu, edukasi mengenai cara memilih dan mengolah ikan dengan benar tanpa mengurangi nilai gizinya juga menjadi bagian penting dari kampanye GEMARIKAN.
"Peran penting ibu-ibu sebagai penyedia gizi bagi keluarga juga tidak boleh diabaikan. Kami harus memastikan bahwa informasi tentang manfaat ikan sebagai makanan bernutrisi sampai kepada para ibu di seluruh pelosok negeri," kata Soen’an. Upaya ini didukung dengan program-program seperti pemberian ikan gratis untuk ibu hamil dari keluarga kurang mampu dan edukasi budidaya ikan mandiri bagi masyarakat pedesaan.
Pada akhir acara, Soen’an menekankan pentingnya kolaborasi antara FORIKAN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Kesehatan untuk menghadapi tantangan gizi di Sumatera Barat. Selain itu, beliau juga menyoroti pentingnya evaluasi berkala terhadap program-program yang sudah berjalan. "Kita harus terus berinovasi dan memastikan setiap program peningkatan konsumsi ikan dapat diterapkan secara efektif, sehingga kita dapat menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas," pungkasnya.