JP2GI lanjut tahapan Lomba Cerita Best Practice Pengurangan Susut dan Sisa Pangan


Jakarta, 11 Oktober 2024 – Tahap penilaian presentasi dalam lomba cerita best practice pengurangan susut dan sisa pangan telah dilakukan pada Kamis (10/10) kemarin. Acara dibuka oleh Ketua Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI), Soenan Hadi Poernomo, yang menegaskan pentingnya upaya pengurangan susut pangan untuk masa depan ketahanan pangan Indonesia. "Pengurangan susut dan sisa pangan bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga tanggung jawab kita bersama untuk memastikan masa depan ketahanan pangan," ujar Soenan. "Hari ini ada 10 peserta yang lolos seleksi awal dan akan mempresentasikan cerita praktik baik mereka. Dari sini, kita akan memilih tiga yang terbaik sebagai pemenang," tambahnya. Ia juga berharap cerita-cerita ini nantinya dapat dibukukan dan menjadi referensi penting bagi upaya pengurangan susut pangan di masa depan.

Sesi presentasi yang dipandu oleh moderator Syamdidi berlangsung lancar. "Ini adalah kesempatan bagi para peserta untuk berbagi pengalaman dan inovasi terbaik mereka dalam mengurangi susut pangan," ungkap Syamdidi. Para peserta yang tampil kali ini berasal dari berbagai latar belakang, membawa gagasan yang unik dan beragam.

Salah satu peserta, Iftita Aulia Fahfa dari UMKM Lestari, mempresentasikan inovasi pemanfaatan bahan pangan sisa menjadi produk olahan berkualitas. Sementara itu, Johannes Daulay dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat memaparkan solusi pengelolaan hasil laut yang lebih efektif untuk mengurangi sisa pangan.

Tidak kalah menarik, Moh. Kholis Akbar dari PT. Maggot Center Pasuruan menyampaikan inovasinya dalam memanfaatkan maggot untuk mengolah sisa makanan, sementara Reistiyaningsih dari Daniel Home Industri berbagi pengalaman dalam menerapkan teknologi sederhana dalam pengolahan pangan. Retni Marliani dari UMKM Dapur Jawara juga menyoroti bagaimana pengelolaan pangan yang lebih cermat dapat mengurangi limbah makanan di tingkat rumah tangga.

Peserta lainnya, Rivan Rinaldi dari Rumah Pangan Aceh, berbagi cerita tentang bagaimana komunitasnya menjaga kelestarian pangan lokal. Siti Nur Seha dari CV. Shaany Inovasi Berkah mempresentasikan inovasi kerja sama dengan petani lokal untuk mengelola sisa pangan. Slamet Riyadi dari WE-Lab berbicara tentang optimalisasi rantai pasokan pangan agar lebih ramah lingkungan, sedangkan Sudarti dari UMKM Dua Putri Tavida membagikan kesuksesannya dalam mengolah bahan pangan sisa menjadi produk bernilai tambah. Qatrunnada Rafifa Zalfani dari Garda Pangan menutup sesi dengan inovasinya dalam redistribusi surplus pangan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Setelah sesi presentasi selesai, para juri memberikan penilaian dan masukan. Anang Nugroho, National Convener UNFSSD, memberikan apresiasi kepada seluruh peserta. "Selamat dan sukses untuk semua peserta yang telah menyampaikan gagasan luar biasa dalam pengurangan susut dan sisa pangan. Yang paling penting adalah memastikan keberlanjutan dari inovasi-inovasi ini, karena setiap solusi harus bisa bertahan dan memberi dampak jangka panjang," ujar Anang.

Dr. Singgih Wibowo dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga mengapresiasi gagasan-gagasan kreatif yang muncul, termasuk pendekatan lokal seperti "ngasak," yang ia sebut sebagai kearifan lokal masyarakat Jawa dalam mengurangi susut pangan. "Ada banyak hal yang tidak terduga, seperti ngasak, yang merupakan praktik lokal tapi sangat efektif," jelas Dr. Singgih.

Di sisi lain, Seno yang mewakili Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi dari Badan Pangan Nasional menyoroti pentingnya komitmen dalam pengelolaan pangan. Ia mengungkapkan, "Bagaimana kita bisa terus mengadvokasi donor agar tetap berkomitmen memberikan donasi kepada foodbank seperti yang dilakukan Rumoh Pangan Aceh adalah tantangan penting ke depannya," ujarnya.

Sementara itu, Ir. Hasanuddin Yasni dari Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) menyampaikan pentingnya menjaga hubungan baik dengan petani dan nelayan untuk memastikan kelangsungan bisnis pengurangan susut pangan. "Strategi untuk menjaga hubungan baik dengan stakeholder sangat penting agar usaha kita berjalan lancar," jelas Hasanuddin.

Secara keseluruhan, para juri memberikan apresiasi tinggi atas kreativitas dan keberanian para peserta dalam menyajikan solusi nyata. Masukan dan diskusi dari para juri memberikan wawasan baru bagi peserta, memperkaya pemahaman mereka tentang bagaimana pengelolaan pangan dapat dilakukan lebih efektif dan berkelanjutan.

Tahap penilaian ini menjadi bagian penting dalam rangkaian lomba, di mana inovasi yang dipresentasikan dinilai tidak hanya dari segi teknis, tetapi juga dari dampak sosial, lingkungan, dan ekonominya. JP2GI berharap lomba ini mampu menginspirasi lebih banyak pihak untuk ikut terlibat dalam pengurangan susut pangan, yang pada akhirnya akan membawa manfaat bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.