Tantangan Inovasi Bisnis untuk Mengurangi Susut Pasca-Panen Sektor Perikanan di Indonesia


Setiap tahun, hampir sepertiga (sekitar 1,3 miliar ton) pangan dunia hilang dan menjadi limbah (food loss and waste/FLW). Dalam sektor perikanan, kehilangan dan limbah pangan dari seluruh rantai nilai industri perikanan dunia (from net/farm to fork) diperkirakan mencapai 35%, terbesar kedua setelah kelompok umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran (40-50%), diikuti oleh kelompok sereal (30%), dan kelompok biji minyak, daging, dan produk susu (20%).

Kehilangan terbesar terjadi setelah ikan dipanen, dikenal juga dengan istilah susut pasca-panen. Susut pasca-panen mencakup susut fisik, susut mutu, susut gizi, susut fungsional, dan susut finansial. Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan susut ikan pasca-panen, di antaranya keterbatasan teknologi untuk menjaga kesegaran ikan dan untuk mengolah ikan menjadi makanan yang bergizi yang disukai konsumen.

Jejaring Pasca-Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) mendukung Kementerian Kesehatan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) untuk menemukan inovasi-inovasi lokal untuk mengurangi susut pasca-panen di sektor perikanan melalui Tantangan Inovasi Bisnis (Business Innovation Challenge-BIC). Melalui jejaringnya di pemerintahan, swasta, akademisi, dan organisasi kemasyarakatan, JP2GI melakukan safari (roadshow) ke berbagai daerah di Indonesia untuk menjaring inovator lokal untuk berpartisipasi dalam kompetisi tingkat nasional ini.  JP2GI juga terlibat dalam penentuan indikator lomba, menjadi juri lomba, memberikan dampingan kepada pemenang BIC, dan membantu para pemenang untuk mendapatkan investor dan mengembangkan bisnisnya.

Tahun 2018, BIC mengangkat tema “Tantangan Teknologi di Sepanjang Rantai Dingin” yang terdiri dari 4 (empat) kategori utama, yaitu: 1) inovasi teknologi pengganti es, 2) inovasi teknologi penyimpanan ikan, 3) inovasi teknologi untuk transportasi dan distribusi ikan pasca-panen, dan 4) inovasi teknologi untuk tempat penjualan/pengecer ikan. Lomba ini diikuti oleh 230 peserta dari seluruh Indonesia dan dimenangkan oleh 4 peserta. Tahun 2019, BIC mengangkat tema “Tantangan Desain Makanan Berbasis Ikan” yang dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu produk makanan siap santap (ready to eat) dan produk makanan siap masak (ready to cook). Lomba berhasil menjaring 277 inovasi di bidang makanan, dan dimenangkan oleh 5 (lima) inventor. Katalog 40 inovasi terbaik (top 40) dari BIC-1 dan 20 inovasi terbaik (top-20) dari BIC-2 dapat diunduh di http://www.jp2gi.org/web/report.

Tahun 2020, JP2GI akan mereplikasi model Tantangan Inovasi Bisnis dengan memberikan dukungan dana hibah kecil (small grant) kepada 10 inventor yang mendukung upaya pengurangan susut pasca-panen. Seleksi dan pemberian hibah akan dimulai di bulan Februari 2020.

Penulis:

Rahmi Kasri

GAIN-Indonesia/ anggota JP2GI.