Orientasi Pemetaan Kaji Cepat Nutritional Fish Loss and Waste Dilakukan Secara Online


Jakarta, 17 Maret 2020

Merebaknya wabah Covid-19 di Indonesia mendorong pemerintah dan pelaku usaha untuk merubah pola berinteraksi. Sejalan dengan himbauan pemerintah untuk mengurangi pertemuan-pertemuan tatap muka, kegiatan orientasi Pemetaan dan Kaji Cepat Susut Hasil dan Limbah Pangan Bergizi (Nutritional Food Loss and Waste) Sektor Perikanan di Indonesia yang awalnya direncakanan secara tatap muka di kantor KKP tanggal 17 dan 18 Maret 2020, diselenggarakan secara kombinasi tatap muka dan jarak jauh dengan peserta dari 15 lokasi produsen perikanan segar di Indonesia yaitu Medan, Pariaman, Serang, Jakarta, Tegal, Cilacap, Gunung Kidul, Probolinggo, Banyuwangi,  Jembrana, Makassar, Bitung, Kupang, Ambon, dan Sorong.

Peserta daerah mengikuti acara melalui online(para peserta mengikuti workshop via online)

Workshop orientasi ini menandai dimulainya kerjasama antara JP2GI, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kesehatan, dan didukung Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) untuk menyusun profil susut hasil dan limbah sektor perikanan di Indonesia.

Prof. Hari Eko, Kepala Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) dalam sambutan pembukaannya menyampaikan pentingnya pemetaan ini karena besarnya susut pasca-panen sektor perikanan di Indonesia. Susut ini, menurut beliau tidak hanya merugikan nelayan dan pedagang ikan, tetapi juga masyarakat yang mengkonsumsi ikan. Besarnya susut pasca-panen sektor perikanan, menurut FAO mencapai 30%.

Seirama dengan Prof. Hari Eko, Dr. Soenan Hadi Poernomo, ketua JP2GI, menyampaikan pentingnya peta dan profil susut hasil pasca panen dan gizi sektor perikanan di Indonesia. “Saat ini, belum ada data dasar dari masing-masing daerah. Diharapkan dengan pemetaan ini, kita bisa memiliki data dasar yang dapat membantu pemerintah untuk membuat kebijakan yang tepat,” ujarnya.

Herawati dari Direktorat Gizi, Kementerian Kesehatan dalam sambutannya yang disampaikannya secara online mengatakan bahwa konsumsi ikan masyarakat sudah meningkat, namun gerakan untuk terus mendorong peningkatan konsumsi ikan dan makanan bergizi lainnya masih sangat diperlukan. Beliau mengapresiasi kegiatan ini yang merupakan salah satu perwujudan kerjasama antara Kemenkes dan KKP untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia.

(peserta mengikuti workshop di kantor BBRP2BKP, Jakarta)

Kegiatan pemetaan dan kaji cepat ini mulai dilaksanakan tanggal 17 Maret 2020 dan diharapkan selesai di bulan Mei 2020. Hasilnya akan didiseminasikan melalui berbagai saluran, termasuk diantaranya seminar nasional.